Solid Gold Makassar | JP Morgan Perkirakan The Fed Pangkas Suku Bunga di September
- ptsolidgoldmks
- Aug 11
- 2 min read

Solid Gold Makassar - J.P. Morgan buka suara terkait dengan prediksi terbaru soal pemangkasan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed). Pihaknya yakin bank sentral akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin di September.
Analis J.P. Morgan, Michael Feroli menyebut bahwa prediksi ini muncul dipicu oleh tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja dan ketidakpastian seputar nominasi terbaru soal dewan gubernur bank sentral dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Baca Juga: Emiten Boy Thohir (MBMA) Terbitkan Obligasi dan Sukuk Triliunan, Telisik Detailnya
“Bagi Ketua The Fed Jerome Powell, pertimbangan manajemen risiko pada pertemuan berikutnya mungkin melampaui keseimbangan antara risiko ketenagakerjaan dan inflasi,” kata Feroli, dilansir Senin (11/8).
Trump diketahui menominasikan Stephen Miran. Ia ditunjuk untuk mengisi kursi sementara di Dewan Gubernur The Fed. Gedung Putih juga tengah mencari kandidat permanen untuk kursi tersebut yang akan kosong pada 1 Februari 2026. Mereka mempertimbangkan untuk mencari sosok ketua bank sentral baru di AS.
Konfirmasi Miran sebelum rapat kebijakan bulan depan masih belum pasti. Namun, J.P. Morgan menilai kehadirannya dapat memperbesar perpecahan di komite penentu suku bunga, bahkan berpotensi memunculkan tiga suara berbeda.
Dengan Miran, jalur lebih langsung untuk memengaruhi kebijakan moneter bisa didapatkan oleh Trump. Pasar melihat hal ini sebagais inyal suku bunga akan segera dipangkas oleh The Fed.
Sebelumnya, J.P. Morgan memproyeksikan satu kali pemangkasan suku bunga pada Desember. Namun, bank investasi itu kini melihat risiko yang mengarah pada langkah lebih cepat, diikuti tiga pemangkasan seperempat poin lagi dari The Fed.
Keputusan The Fed kemungkinan bergantung pada data ketenagakerjaan Agustus. J.P. Morgan menyebut tingkat pengangguran 4,4% atau lebih tinggi dapat membenarkan pemangkasan lebih besar, sedangkan tingkat yang lebih rendah mungkin memicu resistensi dari pembuat kebijakan yang fokus pada inflasi.
Comments