top of page

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Cerita Hijrah YouTuber Cantik Gita Savitri yang Temukan Hidayah Di Jerman

  • Writer: ptsolidgoldmks
    ptsolidgoldmks
  • Aug 28, 2017
  • 3 min read

PT SOLID GOLD BERJANGKA – Gita Savitri Devi, namanya mulai dikenal sejak menjadi vlogger. Lewat video yang menceritakan tentang Jerman, hijabers 25 tahun ini mulai populer. Paras cantik Gita yang pernah disebut mirip aktris Korea Kim Ji Won, serta suara merdunya juga membuat wanita berdarah Palembang itu semakin populer.

Ketika berbincang dengan Wolipop, hijabers yang suka bergaya maskulin ini cerita mengenai pengalamannya berhijab di Jerman. Gita Savitri mengakui kalau ia baru hijrah dengan berhijab saat kuliah di Jerman. Wanita mengambil studi jurusan Kimia murni di Free University, Berlin, Jerman, itu memutuskan berhijab sejak 2015.

Kala itu, Gita Savitri mengaku menemukan hidayahnya setelah banyak evaluasi diri dan menyendiri di Jerman. Hati Gita seperti terketuk dengan sendirinya untuk berhijab walaupun wanita yang memakai jilbab di Jerman masih sangat sedikit.

“Fitrahnya manusia kali ya, karena ternyata kalau sendiri itu di sana malah jadi nyari-nyari sendiri. Kalau di sini mungkin karena dikelilingi sama orang Islam, adzan dengar terus, jadi belum ada keinginan. Tapi kalau di sana karena aku merasa terasingkan, jadi nyari sendiri. Nih gua seharusnya sebagai muslim harusnya gimana sih. Banyak pikiran itu di sana. Dulu aku berpikir kerudung itu nggak wajib asalkan kita nggak pakai baju seksi nggak masalah. Mungkin seiring bertambahnya ilmu aku jadi bertanya-tanya sendiri, kok gua nggak pakai kerudung ya, apa sekarang harus sudah pakai, nyari sendiri,” ujar Gita Savitri saat ditemui di Harlequin Bistro, Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2017).

Setelah mencoba untuk hijrah dengan berhijab ternyata Gita Savitri mengaku menemukan kenyamanan yang luar biasa. Berhijab di Jerman lantas tidak membatasi aktivitasnya walaupun ia termasuk minoritas. Awalnya sempat khawatir soal Islamophobia jika berhijab namun ketakutan itu diakui Gita Savitri hilang setelah ia memakainya.

Gita Savitri merasa lingkungan di Jerman sangat multikultural dan mereka menghormati segala hal soal agama. Ketika ia berhijab pun tak ada yang menanyakan atau mempermasalahkan hal tersebut hingga saat ini.

“Ternyata nggak menghalangi aku sama sekali, tetap bisa keluar, dipakai jalan, yang tadinya takut sama Islamophobia seketika hilang. Nggak ada yang nanya juga teman-temanku sama sekali, seakan-akan aku pakai kerudung sudah lama. Di sana memang orangnya nggak pedulian apalagi masalah agama urusan masing-masing. Aku juga akhirnya berpikir kalau aku kenapa-kenapa ini memang jihadku, kalau aku mati insya Allah matinya mati sahid,” papar wanita yang akan kembali ke Jerman pada akhir September mendatang untuk mengambil gelar masternya itu.

Gita Savitri menambahkan, berhijab di Jerman tak semudah di Indonesia yang mayoritas penduduknya Islam. Sulit bagi Gita menemukan kerudung yang pas. Di Jerman lebih banyak penjual pashmina yang biasa dipakai penduduknya untuk menghangatkan leher saat musim dingin.

Meski kesulitan mencari kerudung namun perkumpulan muslim di Jerman sangat kuat. Hal itu yang membuat hati Gita Savitri juga merasa tersentuh. Sebelum sering menerima endorsement jilbab seperti sekarang, Gita Savitri pernah diberikan sumbangan kerudung di awal berhijab.

“Susah banget cari kerudung di sana, paling bagus di Indonesia. Adanya pashmina gitu, beli online mahal, satu kerudung harganya berapa belas Euro. Awalnya mikir gila kali beli kerudung mahal banget lama-lama gua pakai mukena deh nih sama bergo. Tapi teman-teman di sana baik-baik banget. Orang-orang Indonesia-nya kalau ada yang pakai kerudung mereka bakal kasih kerudung. Karena di sana perkumpulan muslimnya kuat banget kadang aku minta dibawain juga sama mama. Sekarang dari endorse saja,” cerita Gita Savitri.

Dalam memilih kerudung, Gita Savitri mencari bahan yang tidak mudah lecak. Hidup di Jerman sangat berbeda dengan Indonesia. Ia tak bisa duduk santai di dalam mobil saat berpergian harus bergerak lebih banyak mengejar bus atau kereta. Oleh karena itu, Gita Savitri terbiasa menerapkan gaya hijab yang super simpel. Sedangkan untuk material ia memilih katun dan bahan yang nyaman.

“Aku suka nyari yang agak tebal, kalau satin-satin paling nggak bisa karena kita harus lari mulu ngejar bus, kereta, kalau cakep-cakep sudah bye pentul hilang, pokoknya cari kerudung yang benar-benar bisa aku iket. Kalau di sini kan, mau pakai baju apa saja gampang. Di sana belum lagi anginnya,” tambah Gita.

Walau perlu ‘berjuang’, Gita Savitri merasa lebih nyaman berhijab di Jerman daripada di Indonesia. Wanita kelahiran 27 Juli 1992 ini mengatakan ia lebih mendapatkan makna dari memakai kerudung itu sendiri daripada di Jerman.

“Lebih enak berhijab di Jerman karena entah kenapa nggak ada distraction. Kalau di sini happening banget bisnis hijab. Di sana kan nggak, jadi kita pakaikerudung itu esensinya lebih dapat di sana. Mungkin juga karena aku sendiri di sana, aku lebih berjuang buat agamaku itu juga lebih dapat. Di sini tuh nyaman banget, saking nyamannya yasudah kerudung bagian dari pakaian saja,” katanya lagi.

Recent Posts

See All
IHSG Diperkirakan Cenderung Mixed

Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (25/9), IHSG ditutup melemah 18,46 poin (- 0,26%) ke level 6.998,38....

 
 
 

Comments


Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page